Your visitor number . . .

Cinta adalah Kesempurnaan #2

Sepulang dari kampus, karna gada kelas lagi, aku ingin bergegas pulang, tak tahu kenapa, perasaan ingin pulang ke kost yang dimiliki oleh 'ibu kost' super besar, dan kalo terlihat dari luar, dia sangat sangar dan kejam, tapi sebenarnya bersahabat.

Ketika aku dipertengahan jalan ke kost, aku bertemu dengan dua anak kecil, sangat kecil, sekitar umur 5-6 tahun. Aku menundukkan badan dan aku tanya kenapa, mereka diam, aku tanya kenapa mereka sendiri, mereka pun diam, yang terakhir kali sebenernya agak jengkel, aku berkata "adik adik jangan takut, kakak cuma mau nolong kok" mereka tersenyum licik, dan mukul kepala aku. Jengkel, tapi yasudahlah, anak kecil masih imut-imutnya.

Aku hanya tersenyum, aku pun ikut diam sambil tersenyum. Mereka tersenyum, tidak, mereka tersenyum tidak dengan senyuman licik seperti ingin mengerjai aku. Akhirnya mereka menyuruh ku jongkok dan salah seorang dari mereka berbisik ditelinga ku "kakak, ganteng". *jleb* dag dig dug, anak sekecil itu sudah tau yang mana ganteng, yang mana tidak. Aku tertawa, dan disaat itu aku menyadari mereka sepasang anak lelaki dan perempuan, mungkin kembar, ada kemiripan tapi tidak identik, mungkin tahi lalat di atas bibir yang perempuan yang sedikit membedakan. Raut wajah mereka yang begitu sumringah, bahagia, dan akhirnya aku tanya sekali lagi, dan mereka menjawab tanpa memukul, "adik, kok sendirian ?" mereka menjawab, jawaban mereka seharusnya dengan muka sedih, tapi mereka memancarkan kebahagiaan satu sama lain, "tadi, pas ikut mamah belanja, kita terpisah" aku terdiam, mereka bertanya pada ku "kakak, mau mengantarkan kita pulang gak ? Kita ga tau jalan pulang, tapi... Kita inget alamat rumah kok."

Aku tersenyum dan segera mengantarkan mereka. Aku yang hanya berjalan kaki, karena motor lagi di bengkel, mengantar mereka penuh keceriaan, sudah lama aku gak seceria ini, mereka mengajak bernyanyi, mengajak cerita.

Beberapa saat kemudian, kita bertiga sampai di sebuah rumah. Diam. Diam. Dan diam. "wow!" teriakku. Pagar rumah yang bermotif kayu plitur ukiran membuat mewah rumah itu, dari luar rumah itu tidak terlihat, karena tertutup pagar yang tinggi.
Tiba-tiba saja mereka menarik baju ku, dan mereka menunjuk ke rumah tersebut "itu kak. Kita sudah sampai". Tambah terkejut, gak ku sangka. Setelah kita masuk, aku tambah terkejut, halaman sangat luas, bukan, bukan halaman, ini masih jalan menuju rumah tersebut, masih agak sedikit jauh dari pagar, rumah yang berciri khas kan kerajaan, sangat memukau. Rumah ku yang berada di luar kota ini, jauh dan ga seluas ini.

Pos satpam yang tadinya kosong, tiba-tiba keluarlah seorang satpam, dan berteriak "Nona Angelica dan Mas Devilian !!" sangat histeris, dan saat itu aku tahu, itu nama anak yang ku bawa saat ini. Satpam itupun berkata pada ku, "kamu siapa ? Tapi, terima kasih sudah mengantarkan mereka, mari masuk ke dalam".
Akhirnya kita bertiga diantarkan ke dalam rumah. Dan satpam pun segera pergi, mungkin ingin memanggil orang tua dari anak-anak ini. Saat aku dan kedua anak kecil ini duduk di atas sofa yang enak dan empuk diduduki, aku melihat-lihat sekeliling dalam rumah. Perabotan nya sangat antik tapi modern. Sesaat aku melihat-lihat, turun seorang wanita tua, sangat cantik, tidak terlalu tua, tapi mungkin awet muda. sangat anggun menuruni tangga, tetapi kata 'anggun' tersebut hilang begitu saja ketika ia berteriak dan berlari "Lica! Lian!", wanita itupun langsung memeluk mereka.

Beberapa saat dia memeluk anak nya, dia memalingkan wajah kepada ku, dan berkata "terima kasih" dengan raut senyum di wajahnya, dan dia mulai bercerita kenapa dia dan Angelica atau Lica dan Devilian atau Lian bisa terpisah. "jadi, mereka memang aktif ya bu ?" kata ku. "mereka pemberani bu" aku tersenyum.

Tiba-tiba saja aku merasakan sesuatu berbeda, dan saat itu pula aku ingin pulang, "bu, saya ijin pulang ya", "oh, mari nak. Sekali lagi terima kasih" kata wanita itu. "dah kakak ! Kapan-kapan ke sini lagi ya". "pasti !!" teriak aku dengan semangat. "Pasti aku bakal datang, untuk melihat senyum kalian lagi "

Sejujurnya aku paling susah deket sama anak kecil, seneng sama anak kecil, tapi susah deket sama mereka. Tapi sama Lica dan Lian, beda.

*****

Categories:

Leave a Reply